Langsung ke konten utama

TARBIYAH ITU KEREN


“Hari gini gak punya Pacar???” Salah seorang teman terkejut sambil menirukan gaya bicara dari salah satu iklan operator seluler saat aku menjawab pertanyaannya

“Sekali-sekali nyobain dong Am rasanya pacaran tu gimana!” Sepupuku memaksa + mempengaruhiku untuk pacaran dengan temannya.

“Rugi banget lo… masih muda gak punya pacar alias ngejomblo” Yang satu ini dari berasal dari teman-teman SMP ku dulu, dan masih banyak kalimat-kalimat propaganda dari yang lain. Dan…. Ini nih jawabanku dengan pelan-pelan ditambah senyum manis tentunya “kenapa harus rugi? Toh aku gak harus ngeluarin biaya untuk ngedate, gak buang-buang pulsa untuk sms-an, dan tentunya nih ya pikiran gak ruwet ngurusin orang yang belum tentu jadi suami ku”.

“Ya…. Seenggaknya kalo kamu sakit kan ada yang care, kalo kamu lagi sedih ada yang ngibur, kalo kamu lagi gak mood ada yang nyemangatin, kalo kamu bla… bla… bla…‘n bla… bla…bla...”. mereka mengajariku.

Aku berfikir dan mencoba mencari jawaban untuk menskakmatch satu-satu dengan mengajak mereka berfikir logis.

“Aku yakin semua masalah sudah ada solusinya dan masalah belum punya pacar itu adalah salah satu masalah dari ribuan masalah hidupku, Islam… Ya Islam adalah solusinya”.

Maksudnya??? Mereka mengernyitkan dahi dan memicingkan mata seolah-olah berfikir panjang tentang jawabanku tadi.

Aku diam sejenak dan mulai angkat bicara setelah mereka selesai menghela nafas panjang. ”Coba deh sekali-sekali ikut aku ke Mentoring Agama Islam di Sekolah atau kalo gak tiap sepekan/seminggu skali buntutin aku ke halaqoh di rumah teman” Giliran ku mempropaganda mereka.

“Hufft…. Pasti isinya Cuma ceramah Islam yang bikin ngantuk ‘n boring” Jawaban yang sama dari sekian banyak teman yang ku ajak.

“Eits…. Dilarang comment sebelum ngikutin kajian keren”

Akhirnya 1-2-3 sampai beberapa temanku penasaran dengn kajian keren yang ku tawarkan dari kemaren-kemaren, dan… ini nih comment mereka setelah gabung ma kita-kita.

“Terima kasih Allah atas hidayah yang indah dan penuh berkah”

Buat yang masih penasara kita tunngu loh gabungannnya, Tarbiyah Islamiyah itu keren kawan!

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Simposium Muslimah : Moment Refleksi Muslimah Masa Kini

Memudarnya nama Khadijah sebagai suri tauladan bagi kebanyakan Muslimah masa kini membuat acara Simposium Muslimah memang pantas untuk diselenggarakan. Berawal dari visi yang sama antara Isyroqoh, PD. Salimah Pamekasan, Forum Lingkar Pena Pamekasan dan Aliansi Jurnalis Muslimah Pamekasan, akhirnya terselenggaralah acara langka ini pada hari Ahad, 28 Agustus 2016 di Aula Pendopo Wabup Pamekasan. Acara yang di tunggu-tunggu oleh sekitar 100 peserta dari berbagai macam profesi dan lintas usia ini Berlangsung khidmat dan sukses. Sejak dimulainya pada jam 09.00, dua muslimah, Ibu Santi WE. Soekanto dan Ibu Yulyani sebagai pemateri sudah menjadi sorotan para hadirin saat itu. Materi seputar kemuslimahan dengan tema Khadijah : Hidup, Peran dan kiprahnya memang membuat penasaran banyak peserta. Sebagai Jurnalis tentu saja Ode Santi, kami biasa memanggil, telah mempunyai pengalaman luar biasa bersama dengan muslimah lintas negara. Profesinya sebagai relawan juga membuatnya sadar bahwa musl
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Ba’da Tahmid dan shalawat Nama saya Amiris Sholehah, biasa dipanggil Ami. Berasal dari salah satu kabupaten di MATARAM (MAdura TAnah gaRAM), Pamekasan namanya. Saya adalah anak ke tiga dari empat bersaudara. Bapak saya Moch. Mansur, beliau seorang tukang bangunan yang bekerja hanya saat orang memintanya membangun masjid/rumah dan Ummi Nuryami yang memilih untuk berjualan di rumah sembari melayani suami dan mendidik putra-putrinya. Syukur Alhamdulillah saya dilahirkan dan dibesarkan oleh keluarga agamis dan disiplin. Bapak selalu berperan aktif dalam memilih pendidikan bagi anak-anaknya termasuk menunjuk kampus dan jurusan saya. Ummi tak pernah ketinggalan mengingatkan masalah ibadah, terutama sholat lima waktu setiap harinya. Bagi sebagian orang mungkin pola asuh yang sedikit otoriter ini kurang baik, namun entah kenapa saya dan saudara-saudara saya sangat menikmati pola asuh yang mereka pilih. Awalnya saya tidak pernah berpikir cita-cita menjadi guru sejak SD